5 Jenis Baju Adat Melayu, Tampil Cantik di Hari Pernikahan ala Pevita Pearce

0
Rate this post

Jenis Baju Adat Melayu, Tampil Cantik di Hari Pernikahan ala Pevita Pearce – Baru-baru ini, Pevita Pearce membagikan kabar membahagiakan sekaligus mengejutkan lewat Instagram pribadinya. Ya, aktris blasteran Belanda ini resmi menikah dengan sang pujaan hati yang diketahui merupakan crazy rich asal Negeri Jiran pada Minggu (20/10/2024). 

Jenis Baju Adat Melayu, Busana Pengantin yang Dikenakan Pevita Pearce
Jenis Baju Adat Melayu, Busana Pengantin yang Dikenakan Pevita Pearce (Sumber: Instagram.com/pevpearce)

Di hari pernikahannya, Pevita Pearce dan sang suami terlihat dibalut baju adat Melayu serba putih yang membuat tampilan keduanya makin bersahaja. Busana pengantin khas Melayu pun menjadi salah satu yang berhasil mencuri perhatian.

Beberapa tahun terakhir, pakaian adat Melayu mulai diminati masyarakat karena kesan simple namun elegan yang diciptakannya. Jika Knittopreneurs tertarik untuk mengenakan baju adat melayu di hari pernikahan Knittopreneurs, ketahui dulu jenis-jenisnya dan simak inspirasinya di bawah ini!

Apa Itu Baju Melayu?

Baju adat Melayu merupakan busana tradisional yang mencerminkan identitas etnis Melayu dan berkembang dari budaya Kerajaan Melayu. Selain sebagai pakaian sehari-hari, baju ini juga menjadi simbol adat, agama, serta nilai-nilai sosial. 

Pakaian adat ini mencerminkan kesederhanaan dan kehormatan, menjadikannya lebih dari sekadar busana. Baju Melayu terdiri dari dua bagian utama:

  • Atasan (Baju)

Atasan berupa kemeja berlengan panjang dengan kerah khas yang dikenal sebagai cekak musang. Biasanya, bahan yang digunakan adalah katun atau kombinasi poliester-katun yang nyaman dikenakan.

  • Bawahan (Seluar)

Untuk laki-laki, bawahannya menggunakan celana panjang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bagian atas agar serasi. Sebagai pelengkap, kain samping berbahan songket atau sarung kerap dipakai di pinggang. 

Selain itu, songkok, penutup kepala berwarna hitam, juga akan melengkapi penampilan, terutama dalam acara formal seperti perayaan Idul Fitri. Perempuan akan mengenakan rok berbahan dan berwarna senada dengan atasan.

Makna Baju Adat Melayu

Ilustrasi Baju Adat Melayu
Ilustrasi Baju Adat Melayu (Sumber: Pinterest)

Baju adat Melayu bukan hanya berperan sebagai pakaian, tetapi juga menyimpan pesan filosofis yang mendalam. 

Nilai-nilai dalam busana ini mendorong perilaku bermartabat dan menghormati adat serta agama, sekaligus menjadi cerminan status sosial. Berikut beberapa makna yang terkandung di dalamnya:

  • Motif dan Corak

Motif-motif pada baju adat Melayu menyiratkan pesan kebijaksanaan dan karakter yang berbeda:

  • Semut Beriring: Melambangkan kerjasama dan gotong royong.
  • Itik Pulang Petang: Menyimbolkan kerukunan dan keharmonisan dalam komunitas.
  • Naga Berjuang: Mewakili keberanian dalam menghadapi tantangan.
  • Motif Bunga-bungaan: Menyiratkan keindahan, kecantikan, dan kesucian.
  • Makna Warna

Warna dalam baju adat Melayu juga menandakan kedudukan sosial dan nilai-nilai tertentu:

  • Kuning: Identik dengan kekuasaan dan digunakan oleh keluarga kerajaan.
  • Merah: Melambangkan semangat rakyat umum.
  • Hijau dan putih: Menyiratkan kesucian dan nilai-nilai agama, khususnya Islam.
  • Biru: Simbol wibawa bagi orang besar kerajaan.
  • Hitam: Melambangkan penghormatan dan keberanian, sering digunakan oleh pemangku adat atau panglima.
  • Makna Cara Pemakaian

Cara memakai kain samping dalam busana tradisional Melayu juga mencerminkan status sosial:

  • Gadis: Kepala kain diletakkan di depan.
  • Perempuan tua atau istri pemuka adat: Bagian kepala kain di sisi kanan.
  • Istri yang masih muda: Kepala kain berada di belakang.
  • Janda: Kepala kain ditempatkan di sisi kiri.

Baju adat Melayu juga memiliki filosofi mendalam yang menjadikan busana adat ini sarat makna. Dilansir Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, berikut ini di antaranya.

  • Rasa Malu

Baju adat Melayu mengajarkan pemakainya untuk memiliki rasa malu, baik dalam menjaga perilaku, mematuhi ajaran agama, maupun menghormati adat. Rasa malu ini berfungsi sebagai pengendali diri agar terhindar dari tindakan yang tidak pantas.

  • Kesadaran Diri

Ini menekankan bahwa setiap individu harus memahami peran dan tujuan hidupnya. Orang yang memiliki kesadaran diri tnggi akan menjalani hidup dengan bijaksana.

  • Tunjuk Ajar

Baju Melayu juga berperan sebagai sarana pendidikan moral dan budaya. Dengan memakainya, seseorang diharapkan dapat menerima dan menerapkan tunjuk ajar atau nasihat baik dalam kehidupannya.

  • Menegakkan Kehormatan (Marwah)

Pakaian ini diyakini dapat menjaga kehormatan orang yang mengenakannya, terutama ketika dipakai dengan benar dan sesuai aturan adat. Dalam budaya Melayu, menjaga marwah sangatlah penting untuk mempertahankan harga diri.

  • Melestarikan Identitas Melayu

Meski gaya busana terus berkembang, prinsip dasar Baju Adat Melayu tetap dijaga sebagai identitas budaya. Dengan mempertahankan bentuk dan gaya tradisional, masyarakat Melayu berusaha memastikan warisan budaya mereka tetap lestari.

  • Menolak Bala dan Mendatangkan Manfaat

Baju Melayu juga dipercaya mampu menjauhkan pemakainya dari bencana atau perilaku buruk. Sebaliknya, pakaian ini mendatangkan manfaat berupa kedamaian dan kebaikan, karena mengandung nilai-nilai luhur yang menjaga keseimbangan hidup duniawi dan spiritual.

Baca Juga: 10 Bagian Baju Adat Minang untuk Pernikahan, Cantik dan Unik!

Jenis-jenis Baju Adat Melayu

Sebenarnya, baju adat Melayu tak hanya dikenakan dalam acara spesial seperti pernikahan. Masyarakat juga mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari. 

Baju adat ini hadir dalam beberapa jenis yang dibedakan antara pria dan wanita. Kalau Knittopreneurs ingin tahu selengkapnya, simak ulasan Minto yang mengutip Pemerintah Kabupaten Natuna berikut ini:

Baju Melayu Pria

Baju Melayu pria dirancang untuk menampilkan kesederhanaan, ketertiban, dan kewibawaan. Beberapa jenis pakaian ini digunakan sesuai dengan acara, baik untuk keperluan sehari-hari maupun acara resmi. Berikut tiga jenis utama baju kurung pria Melayu:

  • Baju Gunting Cina

Ini adalah baju adat Melayu yang biasa dikenakan sehari-hari. Selain cocok dipakai di rumah, baju ini juga digunakan saat menerima tamu atau bertamu ke kerabat terdekat.

Baju ini biasanya dilengkapi dengan celana panjang dan songkok untuk tampilan rapi. Karena sifatnya yang kasual, baju ini cocok dipakai dalam pertemuan tidak resmi.

  • Baju Cekak Musang (Kurung Tulang Belut)
Jenis Baju Adat Melayu Baju Cekak Musang
Jenis Baju Adat Melayu Baju Cekak Musang (Sumber: Pinterest)

Terdiri dari atasan, celana, kain samping, dan songkok atau tanjak, baju cekak musang mempunyai potongan yang mirip dengan Baju Teluk Belanga. Namun baju ini tidak berkerah dan hanya memiliki satu kancing di bagian depan.

Potongan lehernya sedikit terbuka sepanjang lima jari agar mudah dipakai dari kepala. Potongan lengannya juga lebar dan tersedia saku di bagian dada kiri serta dua di bawah.

Kain samping dikenakan sedikit di bawah lutut, dan pria yang lebih tua memakainya tanpa celana panjang, dengan atasan di luar kain. Biasanya baju ini dikenakan dalam acara kekeluargaan, kenduri, atau pertemuan setengah resmi.

Warna baju Melayu pria ini bisa disesuaikan dengan selera pemakainya, namun tidak boleh mencolok atau bermotif ramai.

  • Baju Teluk Belanga

Baju ini terdiri dari atasan, celana panjang, kain samping, dan penutup kepala seperti songkok atau tanjak dengan kerah bulat dan lima kancing yang melambangkan Rukun Islam.

Sama seperti baju cekak musang, baju ini memiliki saku di dada dan bagian bawah kiri dan kanan. Lengan panjangnya sedikit menutupi pergelangan tangan dan biasanya dipadukan dengan kain samping dari songket.

Kain samping dapat dipasang dalam beberapa style, seperti lipat sirih di depan atau dipunjut ke samping, tergantung siapa yang mengenakannya.

Untuk melengkapi penampilan akan ditambahkan penutup kepala berupa songkok, tanjak, atau ikat kepala dengan bahan yang serasi dengan baju.

Baju Melayu Wanita

Baju adat Melayu untuk wanita dikenal memiliki potongan yang anggun, longgar, dan sopan, sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan dan kesantunan yang dijunjung tinggi. Berikut beberapa jenis pakaian adat Melayu untuk wanita:

  • Baju Kurung
Jenis Baju Adat Melayu Baju Kurung
Jenis Baju Adat Melayu Baju Kurung (Sumber: Pinterest)

Baju kurung wanita terdiri dari atasan, kain, dan selendang. Panjang baju biasanya sedikit di atas lutut, namun ada juga versi yang lebih pendek untuk aktivitas sehari-hari.

Atasan pada baju kurung wanita memiliki potongan longgar dengan lengan panjang, tidak ketat, dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh pemakainya.

Untuk bahan bajunya bervariasi, mulai dari kain polos hingga bermotif bunga. Namun kainnya tidak boleh transparan atau tipis.

Warna baju dapat disesuaikan dengan selera, namun wanita yang lebih tua diharapkan menghindari warna mencolok. Penampilan pun akan dilengkapi dengan selendang yang dikenakan dengan cara diletakkan di bahu, tanpa melilit leher.

  • Baju Kebaya Labuh

Jenis Baju Adat Melayu Baju Kebaya Labuh

Kebaya Labuh, atau dikenal juga dengan kebaya panjang, terdiri dari baju panjang, kain, dan selendang. Lengan bajunya sedikit lebih panjang dari pergelangan tangan agar gelang yang dikenakan terlihat.

Potongan baju longgar dan tidak boleh dikecilkan di bagian pinggang atau pinggul untuk menjaga kesopanan. Panjang kebaya dapat mencapai betis atau sedikit lebih pendek.

Warna dan corak kain untuk kebaya sebaiknya disesuaikan agar serasi antara atasan dan bawahan.

Baca Juga: Baju Adat Riau: 6 Jenis, Makna Filosofis, dan Komponennya

Prosesi Pernikahan Adat Melayu

Pernikahan adat Melayu terdiri atas rangkaian upacara penuh makna yang melambangkan simbol adat, keagamaan, dan budaya. 

Setiap tahapan dilakukan untuk memastikan keserasian pasangan, mempererat hubungan antara kedua keluarga, serta memberikan restu bagi kehidupan rumah tangga pengantin. Berikut penjelasan lengkap mengenai tahap-tahap prosesi pernikahan adat Melayu:

Merisik (Penyelidikan Awal)

Tahap merisik berasal dari kata “risik”, yang berarti menyelidiki. Keluarga calon mempelai pria mengutus seorang perwakilan, biasanya wanita paruh baya atau tokoh yang dituakan, untuk mendekati dan mengenali calon pengantin wanita.

  • Perwakilan ini menyelidiki latar belakang, perangai, serta kecocokan sang wanita untuk menjadi menantu.
  • Tujuan utamanya adalah memastikan calon pengantin wanita belum terikat dan layak dijadikan pasangan hidup.

Merasi (Meramal Keserasian)

Tahap merasi adalah ritual ramalan untuk memastikan keserasian kedua calon mempelai. Seorang tetua adat akan mencoba menentukan apakah pasangan tersebut benar-benar berjodoh dan layak melangkah ke jenjang pernikahan. Hasil ramalan ini dipercaya sebagai petunjuk mengenai masa depan pernikahan mereka.

Meminang (Melamar)

Setelah merisik dan merasi, keluarga pria akan melakukan musyawarah untuk menentukan waktu yang tepat untuk meminang.

Pihak keluarga pria mengutus perwakilan untuk menyampaikan niat melamar dan menentukan tanggal pernikahan.

Rombongan biasanya terdiri dari lima orang, termasuk orang tua atau tokoh masyarakat, yang memiliki keterampilan berbicara dan tata krama yang baik.

Mengantar Tanda (Seserahan)

Setelah lamaran diterima, keluarga pria akan kembali mengunjungi keluarga wanita untuk mengantar tanda. Seserahan meliputi cincin pertunangan, tepak sirih, bunga rampai, dan barang-barang adat lainnya.

Tepak sirih diisi dengan kapur sirih, pinang, daun sirih, gambir, kacip, dan tembakau, melambangkan ikatan antara kedua keluarga.

Mengantar Belanja (Hantaran)

Dalam tahap ini, keluarga calon mempelai pria membawa hantaran berisi kebutuhan pesta pernikahan dan barang-barang khusus yang diminta mempelai wanita.

Hantaran bisa berupa pakaian, uang, dan barang-barang istimewa lainnya. Isi hantaran disepakati bersama oleh kedua keluarga sebelum prosesi berlangsung.

Mengajak dan Menjemput

Kedua keluarga mengadakan pertemuan untuk membahas detail pelaksanaan pernikahan, termasuk siapa yang akan menjemput atau mengajak pengantin.

Diskusi ini dipimpin oleh pasangan suami-istri yang dihormati dalam masyarakat. Pertemuan ini menjadi persiapan untuk melaksanakan akad nikah.

Menggantung-gantung (Persiapan Rumah)

Empat hingga lima hari sebelum pernikahan, keluarga mempelai wanita melakukan menggantung-gantung, yaitu persiapan di rumah.

Kegiatan meliputi membersihkan rumah, menata dapur, menghias kamar pengantin, dan mendekorasi kursi pelaminan. Pelaminan dibuat seindah mungkin karena menjadi fokus utama acara.

Berendam (Pembersihan Diri)

Prosesi berendam bertujuan untuk membersihkan fisik dan mental kedua calon pengantin dari energi negatif.

Pengantin dianjurkan mencukur rambut dan bulu tipis di wajah, tengkuk, dan pelipis. Pengantin pria juga diminta mencukur rambutnya agar terlihat rapi.

Limau Manis Limau Setawar

Setelah berendam, calon pengantin mengikuti ritual Limau Manis Limau Setawar. Mak Andam, seorang ahli adat, mengelilingi pengantin wanita sebanyak tiga kali sambil membawa kelapa yang dililit benang lima warna.

Kelapa melambangkan harapan akan keturunan yang baik, sementara benang lima warna menyimbolkan rezeki dan keberkahan. Mak Andam juga membawa lilin menyala sebagai harapan agar kehidupan rumah tangga selalu terang dan harmonis.

Berinai (Menghias Kuku)

Prosesi berinai adalah menghias kuku jari tangan dan kaki pengantin dengan inai (henna). Ritual ini diyakini mampu menolak bala dan mendatangkan keberuntungan bagi pasangan. Selain itu, inai menambah kecantikan dan pancaran aura positif kedua mempelai.

Khatam Qur’an

Sehari sebelum akad nikah, calon pengantin mengikuti acara Khatam Qur’an. Mereka melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di depan pelaminan, didampingi guru ngaji dan para jamaah.

Setelah acara selesai, pengantin mengunjungi guru ngaji untuk menyerahkan bingkisan berupa pulut kuning sebagai tanda terima kasih.

Akad Nikah (Ijab Qabul)

Akad nikah adalah inti dari prosesi pernikahan, dipimpin oleh seorang penghulu dengan dua orang saksi.

Dalam prosesi ini, calon mempelai pria mengucapkan ijab qabul dan memberikan mas kawin kepada pengantin wanita. Setelah ijab qabul, pasangan sah sebagai suami istri menurut adat dan agama.

Aksesoris yang Digunakan dalam Baju Adat Melayu

Ilustrasi Baju Pengantin Melayu
Ilustrasi Baju Adat Melayu (Sumber: Pinterest)

Aksesoris dalam baju adat Melayu bukan sekadar pelengkap busana, tetapi juga memiliki nilai estetis dan simbolis yang mendalam. 

Setiap aksesoris melambangkan filosofi tertentu dan memperkuat identitas budaya Melayu. Dalam acara formal seperti pernikahan, aksesoris ini mempercantik penampilan dan menunjukkan status sosial, sekaligus mengajarkan nilai adat dan agama. 

Baik pria maupun wanita menggunakan berbagai macam aksesoris yang disesuaikan dengan peran dan fungsi mereka dalam masyarakat.

Baca Juga: Jenis Baju Adat Betawi dan Aksesorisnya, Penuh Warna dan Makna!

Aksesoris Pria dalam Baju Adat Melayu

Songkok

Songkok adalah penutup kepala berwarna hitam yang terbuat dari kain beludru. Aksesoris ini menjadi salah satu ciri khas pakaian pria Melayu, terutama dalam acara resmi seperti pernikahan dan perayaan keagamaan. 

Songkok melambangkan kehormatan dan kesopanan, serta menunjukkan kedudukan pria sebagai pemimpin dalam keluarga. Penggunaan songkok juga menegaskan identitas pria Melayu dalam menjaga tradisi dan tata krama.

Tanjak

Tanjak adalah ikat kepala tradisional yang terbuat dari kain songket dengan pola dan lipatan khas. Biasanya, tanjak dikenakan dalam acara formal dan menambah kesan gagah serta berwibawa. 

Setiap lipatan tanjak memiliki makna tersendiri, seperti “Dendam Tak Sudah” yang melambangkan tekad dan keteguhan hati, atau “Helang Menyusur Angin” yang menggambarkan kebijaksanaan.

 Aksesoris ini sering digunakan oleh pengantin pria atau tokoh adat sebagai tanda kedudukan dan kepemimpinan.

Kain Samping

Berbahan songket atau sarung yang dililitkan di pinggang pria,kain samping akan menutupi sebagian celana panjang. 

Kain ini memiliki fungsi estetis sekaligus melambangkan kesederhanaan dan keteraturan. Dalam acara pernikahan, kain samping dipakai sedikit di bawah lutut, menambah kesan rapi dan berwibawa pada penampilan pengantin pria.

Aksesoris Wanita dalam Baju Adat Melayu

Ilustrasi Baju Adat Pengantin Melayu
Ilustrasi Baju Adat Pengantin Melayu (Sumber: Pinterest)

Sanggul atau Siput

Sanggul adalah tatanan rambut khas yang menambah keanggunan dan kecantikan pengantin wanita. Dalam tradisi Melayu, ada beberapa jenis sanggul, seperti Siput Tegang yang dipakai oleh pengantin dan dirias oleh Mak Andam (penata rias adat). 

Siput Cekak digunakan untuk aktivitas sehari-hari, sementara Siput Lintang cocok untuk wanita berambut panjang dan tebal. Aksesoris sanggul sering dihiasi dengan bunga melati atau pin emas, memberikan kesan elegan dan mewah.

Selendang atau Veil

Selendang adalah kain panjang yang disampirkan di bahu atau kepala untuk menambah kesan anggun dan sopan. 

Dalam acara pernikahan, pengantin wanita sering menggunakan veil atau selendang berbahan lembut seperti kain satin atau chiffon, dipadukan dengan baju kebaya atau baju kurung. 

Selendang ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan tetapi juga melambangkan kesopanan dan ketaatan pada norma adat.

Perhiasan Emas dan Permata

Pengantin wanita Melayu sering menggunakan perhiasan emas dan permata, seperti kalung, gelang, anting, dan cincin.

Perhiasan ini bukan hanya menambah kecantikan, tetapi juga melambangkan kesejahteraan dan harapan akan kehidupan rumah tangga yang makmur. 

Pada acara pernikahan, perhiasan tersebut menjadi simbol penghormatan bagi pengantin wanita dan keluarganya.

Tudung

Tudung wanita Melayu terdiri dari dua jenis:

  • Tudung dengan ujung terjurai: Bagian ujungnya dibiarkan menggantung dan sedikit menyentuh pipi.
  • Tudung lingkup: Tudung ini mirip dengan cadar wanita Arab, hanya menyisakan bagian mata atau wajah. Di beberapa daerah, seperti Daik Lingga, tudung ini disebut Tudung Mantur.

Itulah penjelasan mengenai baju adat Melayu, busana pengantin yang dikenakan Pevita Pearce di hari pernikahannya.

Meski terlihat sederhana, pakaian ini memberikan kesan elegan dan bersahaja. Baju adat Melayu juga sangat sarat akan makna. Tertarik untuk mengenakannya juga di hari bahagiamu?

TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG

Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon: (022) 4214962

Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon : (022) 20589089

TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA

Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta

Telepon : (0274) 5017513

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG

Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang

Telepon: (024) 760-728-5

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA

Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)

Telepon: (031)5937700

Official WhatsApp: 082120003035

Email : [email protected]