Pahami Apa Itu E-Commerce dan Tips Menggunakannya untuk Bisnis Pakaian – Sebagai pebisnis atau pelaku wirausaha, sering kali kita dihadapkan pada situasi-situasi yang sifatnya dinamis, dan harus direspon dengan persiapan yang matang. Misalnya, seperti kemajuan teknologi.
Datangnya sering tak disangka-sangka, dengan kemauan dan kemampuan beradaptasi yang lebih “dipaksa.” Pergeseran tren konsumsi juga bisa jadi salah satu faktornya, membuat pelaku bisnis harus lebih cakap menanggapinya.
Salah satu tantangan yang bisa diputar jadi peluang besar adalah e-commerce, platform yang mulai terkenal sejak pandemi menyerang. Untuk lebih jelasnya, simak apa itu e-commerce dan hal-hal lainnya yang perlu Knittopreneurs tahu di artikel ini!
Apa Itu E-Commerce?
E-commerce adalah singkatan dari Electronic Commerce, yang artinya transaksi jual beli barang, jasa, atau informasi yang dilakukan melalui media elektronik, terutama menggunakan jaringan internet.
Pengertian e-commerce mencakup berbagai aktivitas bisnis seperti pemasaran, pembelian, penjualan, hingga pembayaran yang dilakukan secara digital. Dalam konteks ini, perdagangan secara elektronik dengan menggunakan teknologi internet disebut sebagai salah satu bentuk inovasi modern yang mendukung gaya hidup serba praktis.
Bagaimana Perkembangan E-Commerce di Indonesia?
Di Indonesia, e-commerce dimulai pada tahun 1994 dengan hadirnya IndoNet sebagai ISP komersial pertama. Saat itu, internet digunakan sebagai media komunikasi dan promosi, bukan platform transaksi seperti yang kita kenal sebagai apa itu e-commerce. Konsumen hanya melihat produk di etalase digital, sementara transaksi masih dilakukan secara manual.
Semakin berkembang, apa itu e-commerce di Indonesia mengalami transformasi yang besar. Marketplace hadir, menawarkan kemudahan pembayaran dengan metode seperti transfer bank, kartu kredit, hingga dompet digital (e-wallet). Fitur seperti live chat juga mempermudah interaksi antara konsumen dan penjual.
Saat ini, e-commerce adalah bagian penting dalam gaya hidup masyarakat, menawarkan solusi belanja praktis dengan hanya menggunakan aplikasi di ponsel. Perkembangannya terus mendorong digital commerce sebagai sektor unggulan di era modern.
Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce untuk Bisnis
Setelah mengenal apa itu e-commerce, pahami juga kelebihan dan kekurangannya!
Apa Itu E-Commerce dan Kelebihannya
Bagi pelaku usaha, e-commerce menawarkan:
- Efisiensi dan Praktis: Aktivitas jual beli bisa dilakukan kapan saja tanpa batasan waktu.
- Biaya Operasional Rendah: Tidak memerlukan toko fisik, sehingga menghemat biaya tempat usaha dan pemasaran.
- Jangkauan Luas: Mempermudah bisnis menjangkau pasar yang lebih besar.
- Proses Cepat: Komunikasi dengan konsumen hingga pembayaran lebih mudah dan cepat.
- Promosi Lebih Mudah: Informasi produk dapat disebarluaskan dengan cepat.
Bagi konsumen, e-commerce memberikan:
- Kebebasan berbelanja kapan saja dan di mana saja.
- Kemampuan membandingkan harga dan kualitas dari berbagai toko.
- Akses mudah untuk mendapatkan referensi dan informasi produk.
Apa Itu E-Commerce dan Kekurangannya
Namun, e-commerce juga memiliki kekurangan:
Untuk Pelaku Usaha:
- Persaingan tidak sehat, seperti penjiplakan ide atau perang harga.
- Risiko serangan keamanan pada sistem.
- Gangguan teknis dan kerusakan barang dalam perjalanan.
Untuk Konsumen:
- Risiko kebocoran data pribadi saat validasi akun.
- Penipuan oleh oknum yang menjual barang palsu.
- Ketidakpastian waktu pengiriman barang, tergantung layanan ekspedisi.
Meskipun memiliki kekurangan, e-commerce tetap menjadi solusi efektif untuk bisnis modern karena manfaatnya yang signifikan.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu “Rib” pada Kaos dan Cara Hitung Cepat Kebutuhannya
7 Jenis E-Commerce yang Populer
Dalam praktiknya, e-commerce terbagi menjadi beberapa jenis yang populer dan digunakan sesuai kebutuhan bisnis. Berikut adalah jenis-jenis e-commerce yang paling sering ditemui:
Business to Business (B2B)
E-commerce ini melibatkan transaksi antar perusahaan, seperti produsen dan distributor. Contohnya adalah Alibaba, yang menghubungkan pelaku bisnis kecil dan menengah dalam skala global.
Business to Consumer (B2C)
Jenis e-commerce ini menghubungkan perusahaan langsung dengan konsumen akhir. Contohnya adalah Amazon, yang menawarkan berbagai produk secara ritel melalui platform daring.
Consumer to Consumer (C2C)
C2C adalah transaksi antara konsumen, biasanya melalui platform pihak ketiga seperti eBay atau marketplace lokal. Penjual dan pembeli dapat berinteraksi langsung untuk menjual atau membeli produk.
Business to Government (B2G)
B2G melibatkan transaksi antara perusahaan dan pemerintah, seperti layanan pengadaan barang secara digital. Contoh model ini adalah sistem pengadaan elektronik pemerintah.
Mobile Commerce (M-Commerce)
Transaksi melalui perangkat mobile seperti smartphone. Contoh penggunaannya termasuk pembayaran tagihan, pembelian produk, hingga layanan pesan antar seperti Gojek.
Social E-Commerce
Menggunakan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk menjual produk. Jenis ini sering memadukan unsur m-commerce karena penggunaannya yang dilakukan melalui perangkat seluler.
Local E-Commerce
Berfokus pada konsumen berdasarkan lokasi geografis, seperti layanan on-demand yang ditawarkan Grab atau Gojek.
Baca Juga: Konveksi Baju adalah Usaha yang Sedang Tren Tahun Ini, Tertarik untuk Coba?
FAQs: Tanya Jawab Apa Itu E-Commerce
Apa Saja Contoh Platform E-Commerce?
Contoh platform e-commerce meliputi Tokopedia, Shopee, Amazon, Bukalapak, dan Lazada. Platform ini memungkinkan transaksi jual beli barang secara online.
Apa Perbedaan E-Commerce dan Marketplace?
Seperti yang sudah dibahas, apa itu e-commerce adalah platform digital yang dikelola oleh satu bisnis atau brand tertentu. Di sini, perusahaan atau pemilik toko menjual produk mereka langsung ke konsumen tanpa pihak ketiga. Semua transaksi, mulai dari pemasaran hingga pengiriman, dikelola oleh perusahaan itu sendiri.
Sementara, marketplace adalah platform besar yang menghubungkan banyak penjual dengan pembeli. Siapa saja dapat mendaftar sebagai penjual dan menawarkan produk mereka kepada konsumen.
Maka, e-commerce lebih eksklusif karena hanya menjual produk milik satu bisnis atau brand tertentu. Marketplace adalah platform terbuka untuk banyak penjual, sehingga lebih mirip “pasar digital” yang memungkinkan konsumen memilih dari berbagai penawaran.
E-commerce akan cocok untuk membangun brand kuat dengan kontrol penuh, sementara marketplace menawarkan akses cepat ke pasar yang lebih luas dengan berbagai produk dari banyak penjual.
Apakah Bisa Memulai Bisnis E-Commerce Tanpa Modal?
Bisa! Salah satu cara yang populer adalah menjadi reseller atau dropshipper. Sebagai reseller, kamu membeli produk dari supplier dengan harga grosir dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Model ini memungkinkan kamu untuk memiliki kontrol penuh atas stok barang, namun tetap membutuhkan modal awal untuk membeli produk dan berisiko mengalami kerugian jika barang tidak terjual.
Jika kamu ingin memulai tanpa stok barang, dropshipping bisa menjadi pilihan. Dalam model ini, kamu hanya perlu memasarkan produk, sementara supplier yang akan mengelola pengemasan dan pengiriman langsung ke konsumen. Dropshipping tidak memerlukan modal besar dan risiko finansialnya lebih kecil, namun margin keuntungan lebih kecil dan kamu tidak memiliki kontrol penuh atas stok atau proses pengiriman.
Alternatif lain adalah menawarkan jasa digital, seperti desain grafis, penulisan konten, atau pemasaran digital. Bisnis jasa ini hampir tidak memerlukan modal, hanya membutuhkan keahlian dan perangkat seperti laptop atau smartphone.
Apa Skill yang Dibutuhkan untuk Memulai Bisnis e-Commerce?
Ada beberapa skill penting yang perlu Knittopreneurs kuasai:
- Pemasaran Digital (Digital Marketing)
Pahami strategi pemasaran online seperti SEO (Search Engine Optimization), iklan berbayar (Google Ads, Facebook Ads), media sosial, dan email marketing. Skill ini membantu produkmu menjangkau lebih banyak calon pembeli.
- Manajemen Produk
Penting untuk memahami cara memilih produk yang sesuai dengan pasar, menentukan harga, mengelola stok, dan menampilkan produk dengan deskripsi dan foto menarik. Tentunya akan bermanfaat untuk meningkatkan daya tarik toko online kamu.
- Kemampuan Komunikasi dan Analisis Data
Skill komunikasi diperlukan untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Sementara, analisis data membantu kamu memahami performa bisnismu. Knittopreneurs bisa membaca tren penjualan, perilaku pelanggan, atau efektivitas iklan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
- Pemahaman Teknologi dan E-Commerce
Knittopreneurs perlu menguasai platform e-commerce, seperti cara membuat toko online, mengelola sistem pembayaran, hingga memanfaatkan fitur pendukung seperti live chat atau tracking pengiriman.
- Kreativitas dan Desain Konten
Membuat konten visual yang menarik seperti foto produk, video promosi, atau desain iklan yang eye-catching sangat penting untuk menarik perhatian pelanggan.
Jika belum menguasai semuanya, kamu bisa belajar secara bertahap sambil menjalankan bisnis!
Baca Juga: Tips Sukses di Industri Garment, Apa Bedanya dengan Tekstil dan Konveksi?
Itu dia penjelasan mengenai apa itu e-commerce, jenis-jenisnya yang populer, serta tips yang diperlukan untuk memulainya. Semoga dapat membantu ya!
TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG
Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon: (022) 4214962
Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon : (022) 20589089
TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA
Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta
Telepon : (0274) 5017513
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG
Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang
Telepon: (024) 760-728-5
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)
Telepon: (031)5937700
Official WhatsApp: 082120003035
Email : [email protected]