8 Jenis Baju Adat NTT, dari Suku Sumba hingga Rote

0
5/5 - Vote count: 102 votes

8 Jenis Baju Adat NTT, dari Suku Sumba hingga Rote – Baju adat NTT tidak hanya menjadi pakaian saja, namun telah menjadi simbol identitas bagi masyarakat. 

Baju Adat NTT dari Berbagai Suku
Baju Adat NTT dari Berbagai Suku

Terdapat berbagai jenis baju adat NTT di beberapa suku yang tersebar di kepulauan Nusa Tenggara Timur dengan makna dan ciri khasnya masing-masing.

Knittopreneurs penasaran seperti apa sejarah dan ragam baju ada NTT? Yuk simak penjelasan Minto di bawah ini sampai akhir, ya!

Sejarah Pakaian Adat NTT

Sejarah Pakaian Adat NTT
Sejarah Pakaian Adat NTT

Pakaian adat di Nusa Tenggara Timur sudah ada sejak zaman nenek moyang sebagai bagian dari sistem sosial dan kepercayaan.

Awalnya, baju adat NTT hanya dikenakan dalam ritual adat, upacara penyembahan leluhur, atau saat acara panen raya. 

Kain tenun menjadi ciri khas baju adat NTT sekaligus penanda dalam menyampaikan status sosial, marga, hingga filosofi hidup.

Pengaruh dari luar seperti kolonialisme dan penyebaran agama turut mempengaruhi perkembangan bentuk baju adat NTT. 

Namun, kekuatan budaya lokal tetap mendominasi, terutama melalui motif tenun ikat yang diwariskan turun-temurun. 

Baca juga: 7 Kelebihan Kain Tenun dan Kegunaanya

8 Ragam Baju Adat NTT

Setiap suku di Nusa Tenggara Timur memiliki ciri khas pakaian adatnya masing-masing.

Inilah delapan jenis pakaian adat dari berbagai suku di NTT yang unik dan menarik. Simak, ya!

Baju Adat Suku Rote

Baju Adat Suku Rote
Baju Adat Suku Rote

Baju adat suku Rote sangat ikonik dengan topi Ti’i Langga yang menyerupai bentuk topi Sombrero yang dikenakan oleh masyarakat Meksiko

Topi tersebut terbuat dari daun lontar sehingga lebih tahan lama. 

Bagi pria, busana tradisional terdiri dari kemeja putih dan sarung kain tenun khas Rote yang dililit di pinggang serta tambahan selendang kain bermotif di bagian dada. 

Sementara perempuan mengenakan kebaya sederhana dengan aksesoris khas berbentuk bulan sabit serta Habas berupa perhiasan di bagian leher.

Baju Adat Suku Sumba

Baju Adat Suku Sumba
Baju Adat Suku Sumba

Suku Sumba terletak di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur. 

Suku ini memiliki pakaian adat yang disebut Hinggi yang terdiri dari dua lembar, yaitu Hinggi Kombu dan Hinggi Kawuru.

Untuk pakaian adat pria dilengkapi dengan ikat kepala Tiara Patang yang dililitkan seperti bentuk jambul. 

Selain itu, terdapat pula senjata tradisional Kabiala yang ditaruh di bagian ikat pinggang.

Sementara wanita mengenakan lau (kain panjang) yang dipadukan dengan hiasan manik-manik atau perhiasan perak.

Pada bagian kepala, wanita suku Sumba memakai Tiara berwarna polos dan dilengkapi dengan Hait Kata (Tiduhai).

Baju Adat Suku Sabu

Baju Adat Suku Sabu
Baju Adat Suku Sabu

Suku Sabu berasal dari pulau Sawu dan pulau Raijua di Nusa Tenggara Timur.

Baju adat suku Sabu menampilkan kain tenun berwarna gelap dengan motif sederhana namun tegas. 

Pria memakai selimut tenun dengan ikat kepala, sedangkan perempuan mengenakan kain sarung dan selendang khas Sabu, serta hiasan rambut dari perak.

Sebagai bagian dari baju adat NTT, busana dari suku Sabu menonjolkan kekuatan dan kesederhanaan. 

Baju Adat Suku Dawan

Baju Adat Suku Dawan
Baju Adat Suku Dawan

Baju adat suku Dawan berasal dari beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur seperti Kupang, Timor, dan Belu.

Suku Dawan memiliki pakaian adat yang disebut Amarasi.

Untuk pakaian pria biasanya mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan selimut tenun berwarna cerah dan ikat kepala.

Sementara wanita mengenakan selimut tenun yang dibentuk seperti rok dilengkapi dengan selendang dan kalung khas.

Baju adat NTT dari suku Dawan juga dilengkapi dengan aksesoris berupa kalung habas, gelang timor, dan kalung muti salak.

Baju Adat Suku Helong

Baju Adat Suku Helong
Baju Adat Suku Helong

Baju adat suku Helong mencerminkan nuansa klasik dengan kain tenun berwarna dasar merah atau coklat tua yang dihiasi dengan corak putih atau kuning. 

Bagi para pria mengenakan kemeja bodo yang dipadukan dengan bawahan selimut.

Sedangkan perempuan memakai kebaya dan kain tenun, dilengkapi aksesoris hiasan kepala berbentuk bulan sabit serta hiasan leher berbentuk bulan.

Baju Adat Suku Lio

Baju Adat Suku Lio
Baju Adat Suku Lio

Suku Lio merupakan suku tertua di Flores dan tersebar di kabupaten Ende. 

Baju adat NTT dari suku Lio bernama Tenun Ikat Patola, yaitu berupa kain tenun yang dipakai secara khusus oleh warga kerajaan.

Terdapat ciri khas motif pada pakaian adat ini, berupa kain tenun bermotif hewan, dedaunan, dahan hingga motif manusia.

Ikat patola menjadi kain yang sakral karena sering digunakan sebagai penutup jenazah bangsawan atau para kepala suku.

Baju Adat Suku Manggarai

Baju Adat Suku Manggarai
Baju Adat Suku Manggarai

Suku Manggarai memiliki baju adat yang dikenal dengan kain Songke.

Kain ini menjadi pakaian wajib yang digunakan oleh para wanita suku Manggarai dengan pemakaiannya seperti menggunakan sarung.

Kain Songke didominasi dengan warna hitam yang melambangkan kebesaran serta keagungan.

Kain ini juga memiliki beberapa motif dengan maknanya yang berbeda-beda, seperti motif Ranggong yang melambangkan kejujuran serta kerja keras.

Baju Adat Suku Sikka

Baju Adat Suku Sikka
Baju Adat Suku Sikka

Baju adat NTT dari suku Sikka memiliki pengaruh dari budaya luar seperti Bugis, Portugis, Cina, India, dan Belanda.

Untuk para wanita, pakaian adat ini terdiri dari Labu Liman Berun yaitu penutup badan yang berbentuk seperti kemeja berlengan panjang.

Untuk bawahannya para wanita memakai kain sarung khusus yang disebut Utan Lewak.

Sedangkan untuk para pria, pakaian adat ini terdiri dari penutup kepala serta kemeja dengan bentuk leher bulat.

Kapan Baju Adat NTT Dikenakan?

Momen Momen Baju Adat NTT Digunakan
Momen Momen Baju Adat NTT Digunakan

Berikut adalah momen-momen penting di mana baju adat NTT dikenakan oleh masyarakat:

  • Upacara adat dan ritual tradisional

Baju adat NTT paling sering dikenakan saat upacara adat, seperti ritual panen, pernikahan adat, penyambutan tamu penting, hingga upacara kematian. 

Dalam hal ini, baju adat menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan warisan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Ritual adat di NTT biasanya dilakukan dengan khidmat dan penuh makna.

  • Hari besar nasional dan hari adat

Saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia atau Hari Kartini, masyarakat NTT turut memeriahkannya dengan mengenakan pakaian adat. 

Sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan pun menggelar lomba busana adat untuk meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.

Momentum ini sering dimanfaatkan untuk memperkenalkan kembali kekayaan baju adat NTT kepada generasi muda.

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Inilah 10 Inspirasi Baju Pahlawan Wanita yang Menawan

  • Festival budaya dan pameran seni

Dalam berbagai event budaya, baik skala lokal maupun nasional, baju adat NTT menjadi pusat perhatian karena keindahan desainnya. 

Berbagai festival seperti festival tenun atau festival budaya sumba jadi ajang unjuk kebolehan para penenun dan masyarakat adat.

Baju adat dalam festival ini tidak hanya sebagai promosi budaya, tapi juga membuka peluang ekonomi melalui penjualan tenun dan souvenir tradisional.

Baju adat NTT mencerminkan keragaman budaya yang begitu memesona. 

Setiap suku punya ciri khas yang tidak hanya terlihat dari motif kain, tetapi juga dari makna simbolik dan cara memakainya.

Jadi, yuk mulai kenali, hargai, dan dukung budaya lokal agar tetap lestari selalu!

TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG

Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon: (022) 4214962

Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon : (022) 20589089

TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA

Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta

Telepon : (0274) 5017513

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG

Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang

Telepon: (024) 760-728-5

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA

Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)

Telepon: (031)5937700

Official WhatsApp: 082120003035

Email : [email protected]