Mengenal Ecoprint dan 5 Jenis Kain Terbaik untuk Ecoprint – Hi Knittopreneurs! Dalam artikel kali ini, Minto akan bahas tentang ecoprint, dimana Knittopreneurs bisa membuat motif pada kain dengan cara yang ramah lingkungan.
Eco printing mulai digandrungi dan dapat menjadi alternatif kegiatan edukasi yang menarik bagi seluruh kalangan usia di waktu senggang. Tanpa berlama-lama, yuk kita belajar!
Apa itu Ecoprint?
Sebelum masuk lebih dalam, kita harus mengetahui lebih dahulu apa itu ecoprint. Ecoprint adalah sebuah teknik seni untuk memberi motif pada tekstil yang menggunakan unsur-unsur alam untuk pencetakan motif pada tekstil.
Teknik printing ini dilakukan menggunakan tumbuhan seperti dedaunan dan bunga yang warna dan bentuknya akan tercetak pada kain atau media tekstil lainnya.
Dapat disimpulkan ecoprint merupakan metode pencetakan alami atau ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami dan tidak memerlukan zat kimia berbahaya bagi bumi.
Bagaimana Cara Membuat Ecoprint?
Ecoprint atau eco printing dibuat dengan menggunakan media yang berasal dari alam. Berikut detail proses pembuatannya:
Siapkan Daun, Bunga atau Bahan Organik
Siapkan daun, bunga, atau bahan organik lainnya untuk digunakan dalam ecoprint. Knittopreneurs bisa pilih bunga dan daun yang memiliki bentuk, warna, dan ukuran yang beragam. Misalnya menggunakan kombinasi daun jati, daun ketapang sampai daun pinus.
Keberagaman bentuk dan warna bahan alami ini akan memberikan kecocokan pada desain ecoprint yang diinginkan. Pilihlah daun dan bunga yang masih segaar agar warnanya dapat terserap lebih baik.
Siapkan Kain
Siapkan kain atau media tekstil yang akan menjadi media cetak, pilihlah kain yang sesuai dengan keinginanmu.
Knittopreneurs boleh pilih kain putih atau dengan warna terang yang terbuat dari serat alami yang sudah dicuci sehingga kain dapat menyerap warna dari daun dan bunga lebih baik.
Proses Ecoprint
Sama seperti teknik printing lain, terdapat step by step saat menggunakan teknik ecoprint. Pada proses ini, kita mulai menggunakan teknik pounding atau teknik memukul-mukul bahan-bahan alami untuk eco-print.
Gelar kain yang sudah disiapkan, lalu tempatkan bunga dan daun-daun di atas kain kemudian pukul dengan palu sampai cairan dan warna bunga dan daun menempel dengan permukaan kain.
Lakukan langkah ini sampai sesuai dengan desain yang ingin Knittopreneurs buat. Jika sudah selesai, cabut bunga dan daun secara perlahan agar tidak merusak desain yang telah dibuat.
Proses Penjemuran dan Perendaman
Langkah selanjutnya adalah menggunakan teknik steaming alias perendaman dan penjemuran. Jemur kain yang sudah dihias dengan bunga dan daun, kemudian tunggu hingga kering.
Kemudian rendam kain menggunakan air tawas. Jemur kembali hingga kain kering. Proses perendaman ini juga dapat dilakukan pada bahan-bahan ecoprint yang disebut dengan teknik fermentasi daun.
Ecoprint memberikan hasil akhir kain yang memiliki pola dan warna yang unik dan spesial karena desainnya tidak dapat diduplikasi. Eco-printing sering digunakan dalam pembuatan kain, tekstil seni, dan kerajinan lainnya.
Apakah Ecoprint Awet?
Ketahanan hasil eco-printing dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kain yang digunakan, bahan organik yang digunakan untuk mencetak, dan cara perawatan yang diberikan pada kain setelah proses eco-printing.
Namun umumnya, hasil eco-printing tidak sekuat dan seawet printing kain yang menggunakan tinta kimiawi karena ecoprint hanya menggunakan zat alami.
Baca Juga: Teknik Quilting Itu Apa? Mengenal Kreasi Seni dari Kain
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Hasil Ecoprint?
Seperti sudah dibahas, ada beberapa hal yang mempengaruhi keawetan dan ketahanan hasil eco-printing. Nah berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan hasil ecoprint atau eco-printing:
- Jenis Kain yang Digunakan
Kain yang digunakan dapat mempengaruhi seberapa awet hasil eco-printing. Kain alami seperti katun dan linen cenderung lebih baik dalam menerima pewarna alami daripada kain sintetis. Kain alami juga cenderung lebih tahan lama.
- Bahan Organik yang Digunakan
Jenis daun, bunga, atau bahan organik lainnya yang digunakan dalam proses eco-printing dapat mempengaruhi seberapa tahan hasilnya. Beberapa jenis bahan organik dapat menghasilkan warna yang lebih tahan lama daripada yang lain.
- Zat Pengikat Alami yang Digunakan
Untuk memastikan pewarna alami melekat ke kain dengan baik, perlu direndam menggunakan air yang sudah mengandung pengikat warna alami seperti tawas. Kualitas pengikat warna alami juga dapat memberi pengaruh pada ketahanan warna ecoprint.
- Perawatan
Cara merawat kain juga dapat mempengaruhi hasil ketahanan ecoprint. Hindari mencuci kain ecoprint dengan air panas atau deterjen yang tidak lembut.
Alasannya karena hal tersebut dapat mempercepat warna memudar. Perawatan yang benar dapat membantu mempertahankan warna dari hasil cetakan ecoprint.
Meskipun hasil eco-printing cenderung tidak sekuat pewarna sintetis, banyak orang menyukai hasil ecoprint karena unik dan tidak pasaran. Dengan perawatan yang baik, hasil eco-printing dapat tetap awet dan indah selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Jenis Teknik Pewarnaan Kain Terbaik dan Lengkap
5 Rekomendasi Kain untuk Media Ecoprint
Eco Printing dapat dilakukan pada berbagai jenis kain. Tetapi, jenis kain dengan komposisi serat alami cenderung lebih baik untuk teknik ecoprint daripada kain sintetis.
Kain-kain dengan komposisi serat alami memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyerap pewarna alami sehingga menghasilkan hasil print yang lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa jenis kain yang cocok untuk eco-printing:
Katun
Katun adalah salah satu kain yang paling umum digunakan untuk eco-printing. Kain katun memiliki permukaan yang halus dan lembut serta mampu menyerap zat warna dengan cukup baik.
Linen
Linen adalah kain dengan serat alami yang diambil dari serat tanaman flax. Kain linen juga cocok dipakai sebagai media untuk eco-printing dan dapat mempertahankan warna cukup baik.
Sutra
Kain sutra merupakan salah satu kain mewah yang cocok untuk eco-printing. Serat sutra memiliki ciri khas yang lembut dan sejuk di kulit, cocok untuk media ecoprint.
Wol
Meskipun wol bukan kain yang berasal dari tanaman, kain ini bisa digunakan untuk eco-printing. Pewarna alami dapat memberikan hasil yang menarik pada wol. Sayangnya, kain wol kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Rayon
Rayon adalah salah satu kain semi-sintetis yang cocok digunakan sebagai media untuk eco-printing. Ini juga dapat memberikan hasil yang cukup baik, meskipun seratnya tidak menyerap zat warna sebaik serat alami.
Rami
Rami adalah kain dengan serat alami yang kuat dan tahan lama. Serat kain rami berasal dari tanaman rami. Kain rami cocok digunakan untuk media eco-printing karena seratnya yang halus.
Kain Campuran
Beberapa kain dengan komposisi serat campuran seperti serat alami dan sintetis bisa jadi pilihan yang cocok untuk media eco-printing.
Namun, Knittopreneurs harus mencoba terlebih dahulu apakah kainnya cocok dan dapat menyerap zat pewarna alami dengan baik atau tidak. Menurut Minto, lebih baik Knittopreneurs pilih kain dengan komposisi serat alami yang lebih banyak
Baca Juga: Apa Itu Tapestri? Mengenal Lebih Dalam Mengenai Seni Tekstil
Kain-kain di atas bisa jadi alternatif bahan yang cocok untuk media eco-printing. Mudah kan untuk melakukannya? Yuk coba sekarang juga!
TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG
Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon: (022) 4214962
Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon : (022) 20589089
TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA
Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta
Telepon : (0274) 5017513
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG
Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang
Telepon: (024) 760-728-5
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)
Telepon: (031)5937700
Official WhatsApp: 082120003035
Email : [email protected]