12 Ragam Baju Adat Maluku Perempuan dan Laki-laki, Penuh Filosofi! – Indonesia memiliki kekayaan budaya, bahasa, dan tradisi yang tersebar luas di seluruh wilayah.

Salah satunya di wilayah timur, tepatnya Provinsi Maluku. Sebagian kekayaan budaya Maluku tercermin dalam baju adatnya yang penuh filosofi dan makna.
Setiap busana dan motifnya mengandung makna yang mendalam.
Baju adat Maluku pun dalam berbagai upacara adat hingga momen penting seperti pernikahan atau pelantikan tokoh adat.
Yuk, kita kenali lebih dekat ragam baju adat Maluku lewat penjelasan Minto ini, ya!
Sejarah Baju Adat Maluku
Baju adat maluku merupakan hasil akulturasi budaya lokal dengan pengaruh luar, seperti portugis, Belanda, hingga Arab ketika masa kolonialisme.
Keberagaman suku di Maluku dan sejarah kolonial membuat pakaian tradisional di daerah ini sangat beragam.
Hal ini tercermin dari gaya berpakaian masyarakat Maluku yang memadukan unsur tradisional Nusantara dengan sentuhan kolonial dan Islam.
Sejak dahulu, baju adat Maluku telah menjadi simbol dari status sosial dan kearifan lokal.
Baca Juga: Mempelajari Sejarah 3 Pakaian Adat Melayu yang Populer
Ragam Pakaian Adat Maluku
Baju adat Maluku punya beragam bentuk, baik untuk pria maupun wanita. Tiap pakaian memiliki makna dan dipakai di momen penting.
Yuk, simak ragamnya yang kaya filosofi berikut ini!
-
Baju Adat Cele

Baju Cele merupakan nama baju adat Maluku perempuan maupun laki-laki.
Terbuat dari kain tenun khas, dan biasanya dipadukan dengan kain salele serta selendang berwarna senada.
Untuk pria, baju Cele terdiri dari kemeja putih, jas merah bermotif emas, dan celana senada.
Sementara untuk perempuan, berupa kebaya putih lengan panjang berbahan brokat halus.
Baju adat ini digunakan dalam acara adat, seperti pelantikan raja, upacara penyambutan tamu kehormatan, serta festival budaya.
Baju Cele memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya terletak pada warna yang menunjukkan status pemakainya.
Warna merah biasanya dikenakan oleh gadis lajang atau pengantin wanita, sementara warna hijau dipakai oleh wanita yang sudah menikah.
-
Menteren Lamo

Manteren Lamo adalah baju adat Maluku yang telah ada sejak Kesultanan Ternate dan Tidore masih berdiri.
Dulunya baju adat ini sering dipakai oleh sultan atau pemimpin kesultanan.
Hingga saat ini, Manteren Lamo masih digunakan dalam upacara adat, pernikahan, atau pelantikan tokoh adat.
Menteren Lamo terdiri dari jas tertutup dengan warna merah dan penutup kepala berhias ornamen emas atau perak.
Pakaian adat ini mencerminkan kebijaksanaan, status tinggi, dan kewibawaan.
-
Kimun Gia
Kimun Gia merupakan baju adat Maluku yang menjadi pakain khas permaisuri. Namun saat ini, bisa digunakan oleh siapa saja tanpa memandang status sosial.
Baju adat Maluku ini terdiri dari kebaya putih panjang berbahan kain satin dengan aksen bordir sebagai atasan.
Untuk bagian bawahan, terdapat kain songket berhias benang emas serta ikat pinggang berwarna emas dan hiasan kepala untuk rambut yang disanggul.
Bagian selendang berwarna merah dengan bordiran emas yang melambangkan status sosial serta kejayaan.
Kimun Gia sering digunakan dalam acara resmi, acara adat maupun pertunjukan seni.
-
Pakaian Banian

Baju adat Banian merupakan pakaian dari suku Bolaang Mongondow yang terletak di provinsi Sulawesi Utara.
Pakaian Banian dipakai oleh pria, sedangkan untuk “Salu” dipakai oleh wanita dalam upacara adat.
Banian berbentuk baju kurung yang terbuat dari bahan satin antalas, sedangkan Salu berlengan panjang dengan warna yang mencolok.
Selain itu, pakaian ini terdiri dari destar yang diikat di kepala sedangkan pomerus diikat di pinggang.
-
Baju Pesta Nyora-nyora (Kebaya Dansa)

Kebaya dansa atau dikenal Baju Pesta Nyora-nyora merupakan baju adat Maluku yang dipakai khusus perempuan ketika pesta atau perayaan besar.
Baju pesta ini berbentuk seperti kemeja dengan leher bundar dan tidak memiliki kancing.
Bahan kain yang digunakan untuk kebaya dansa dapat berupa kain satin ataupun beludru berwarna merah.
-
Baju Koja

Baju Koja merupakan baju adat Maluku laki-laki yang tergolong bangsawan. Ciri khasnya adalah berbentuk jubah berwarna hijau yang panjangnya melebihi lutut.
Di dalam baju koja, digunakan kain songket berwarna kuning sebagai baju lapisan tambahan.
Tak hanya itu, terdapat pula aksesoris tambahan berupa penutup kepala yang disebut Toala Pololu.
Pada bagian luar, disampirkan selendang merah panjang untuk memberikan nuansa mewah dan gagah.
Pemakaian Baju Koja mencerminkan kesederhanaan, kesucian, dan nilai-nilai religius.
Sementara itu, untuk bangasawan putri, pakaian ini terdiri dari kain songket dan kebaya.
-
Baju Nona Rok

Baju Nona Rok merupakan baju adat Maluku perempuan yang digunakan ketika acara perayaan atau upacara penting.
Pakaian ini mencerminkan kehormatan, keanggunan, dan status sosial pemakainya.
Baju Nona Rok terdiri dari kebaya putih panjang kain brokat dan dipadukan dengan peding atau ikat pinggang dari bahan perak.
Pakaian ini dilengkapi dengan kaos kaki putih, pantofel hitam, serta rok dengan model lipit kecil bermotif bunga merah.
Untuk mempercantik tampilan, ditambahkan sanggul siap pakai yang disebut konde bulan.
Selain itu, sebagai aksesoris tambahan, terdapat tusuk konde yang terbuat dari emas atau perak.
Terdapat pula empat buah kak kuping dari bahan emas atau perak yang dipasang pada lingkaran konde.
Di bagian tengah konde, terdapat sisir konde dan bunga ron yang dililitkan di sekitar konde untuk memperindah tampilan.
-
Pakaian Pengantin Mustiza

Baju mustiza atau baju basumpa merupakan salah satu elemen penting dalam adat pernikahan masyarakat Maluku, terutama di Ambon.
Baju adat Ambon ini merupakan wujud akulturasi budaya antara Ambon dan Portugis.
Erat kaitannya dengan keberadaan warga keturunan Portugis yang dikenal sebagai Mustiza atau Mestiezen oleh masyarakat setempat..
Baju pengantin ini terbuat dari kain brokat berwarna putih dan berlengan panjang serta dihiasi motif renda kecil.
Desain baju ini memiliki ciri khas pada bagian leher yang berbentuk bundar dengan belahan di bagian depan.
Pada bagian tangan, kancing baju ditutup dengan band tangan yang dihiasi manik-manik berwarna emas.
Sebagai pelengkap, di sisi kiri pakaian, terdapat lenso yang disisipkan di pinggang.
-
Jubah Putih Bordir Emas

Jubah putih dengan bordiran emas merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh kaum bangsawan di Maluku.
Jubah ini berwarna putih dengan dihiasi bordiran emas di sepanjang kerah, lengan, dan ujung jubah.
Baju adat ini menjadi simbol kemewahan dan menandakan status sosial yang tinggi di kalangan bangsawan.
Umumnya, jubah ini dipakai pada acara resmi atau upacara kehormatan yang melibatkan tokoh-tokoh penting.
Bangsawan dari Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore juga mengenakan jubah ini saat menghadiri acara-acara khusus.
-
Pakaian Naik Baileo

Baju Naik Baileo merupakan pakaian adat Maluku yang dikenakan oleh para pemangku adat saat melaksanakan upacara di Baileo, rumah adat khas Maluku.
Pakaian ini sering dipadukan dengan aksesori tambahan, seperti selendang salele.
Salele adalah kain tenun khas Maluku yang sering digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, baik oleh pria maupun wanita.
Kain ini memiliki motif unik dan biasanya dipakai sebagai selendang atau ikat pinggang dalam berbagai acara adat.
-
Pakaian Kebesaran dari Barbar

Kabasaran adalah pakaian adat dari Kepulauan Babar di Maluku Barat Daya yang menggambarkan kekuatan dan keberanian.
Pakaian ini sering dikenakan oleh pria dalam upacara adat yang berhubungan dengan perang atau dalam pertunjukan tari perang.
Kabasaran terbuat dari bahan yang kuat, seperti kulit atau kain tebal, dan dilengkapi dengan aksesoris seperti ikat kepala, tameng, dan senjata tradisional khas Maluku.
Dominasi warna merah dan hitam pada baju adat ini melambangkan semangat keberanian dan keteguhan hati para pejuang.
-
Pakaian Kebaya Hitam Gereja

Kebaya hitam adalah baju adat Maluku yang sering digunakan untuk misa atau upacara gereja.
Baju adat Maluku ini terbuat dari kain hitam yang memiliki makna kesederhanaan, kesakralan dan penghormatan pada ritual keagamaan.
Untuk pemakaian, kebaya hitam sering dipadukan dengan rok panjang berwarna hitam pula sehingga memancarkan kesederhanaan namun tetap anggun.
Kapan Mengenakan Baju Adat Maluku?
Baju adat Maluku dipakai dalam berbagai acara dan momen istimewa yang sarat makna bagi masyarakat, terutama dalam kegiatan adat dan upacara penting. Apa saja momen-momen itu? Simak, yuk!
- Saat upacara adat
Baju adat Maluku dikenakan dalam berbagai upacara seperti pela gandong (ikatan persaudaraan antar desa), cuci negeri, atau adat istiadat kampung yang sakral.
- Pesta pernikahan tradisional
Pada acara pernikahan adat Maluku, mempelai pria dan wanita biasanya mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesoris khas.
- Festival budaya dan parade
Mengenakan pakaian adat saat festival budaya seperti Pesta Rakyat Maluku.
- Hari-hari besar nasional
Pada perayaan Hari Kartini atau Hari Sumpah Pemuda, baju adat Maluku sering dipilih untuk acara resmi di sekolah, kantor pemerintahan, atau komunitas.
- Acara penyambutan tamu kehormatan
Saat menyambut tamu negara, pejabat, atau tokoh penting, masyarakat Maluku mengenakan baju adat sebagai bentuk penghormatan.
- Pagelaran seni dan tari tradisional
Dalam pertunjukan tari daerah seperti Tari Saureka Reka, para penari mengenakan pakaian adat lengkap.
- Perayaan keagamaan
Dalam kegiatan keagamaan, seperti misa atau ibadah perayaan panen, sebagian masyarakat Maluku mengenakan baju adat sebagai wujud rasa syukur.
Baca juga: Mengenal 9 Baju Adat Sumatera Utara, Banyak Ragamnya!
Baju adat tidak hanya soal pakaian, melainkan juga cerminan sejarah dan nilai-nilai leluhur. Maluku memiliki beragam pakaian tradisional yang unik dan penuh makna.
Yuk, Knittopreneurs, mari lebih mengenal dan bangga pakai baju adat sebagai bentuk cinta pada budaya Indonesia.
TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG
Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon: (022) 4214962
Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon : (022) 20589089
TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA
Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta
Telepon : (0274) 5017513
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG
Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang
Telepon: (024) 760-728-5
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)
Telepon: (031)5937700
Official WhatsApp: 082120003035
Email : [email protected]