Kebaya Kutu Baru: Sejarah, Karakteristik, 10 Tips Mengenakannya

0
5/5 - Vote count: 114 votes

Kebaya Kutu Baru: Sejarah, Karakteristik, 10 Tips Mengenakannya – Kebaya kutu baru menjadi primadona bagi wanita dalam acara formal, seperti pernikahan.

Tampilan Kebaya Kutu Baru Modern
Tampilan Kebaya Kutu Baru Modern

Kira-kira bagaimana tips memaksimalkan penampilan dengan kebaya kutu baru? Simak di sini, yuk!

Apa itu Kebaya Kutu Baru?

Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern
Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern (Sumber: Pinterest)

Sebelum mengintip inspirasi OOTD kebaya kutu baru, mari kita berkenalan dengan salah satu warisan budaya ini.

Kebaya kutu baru adalah kebaya tradisional Indonesia yang memiliki ciri khas berupa sepotong kain di bagian tengah yang dikenal sebagai “bef.”

Kain bef dipasang untuk menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya, atau lebih tepatnya pada bagian yang menutupi dada dan perut.

Biasanya, kutu baru terdiri dari atasan dan bawahan yang dipadukan dengan bawahan batik atau kain tradisional.

Jenisnya dibedakan dari panjang bef yang dipasang.

Ada yang dijahit di atas pusar, sehingga harus ditambah pemakaiannya dengan ‘stagen.’ 

Membahas Sejarah Kebaya Kutu Baru

Ilustrasi Indonesia yang Menjadi Pusat Persebaran Kebaya
Ilustrasi Indonesia yang Menjadi Pusat Persebaran Kebaya

Tak lengkap membicarakan kebaya kutu baru tanpa membahas sejarahnya.

Dilansir dari jurnal Universitas Jambi yang terbit pada 2021, asal-usul kebaya kutu baru dapat ditelusuri hingga masa kolonial Belanda di Indonesia.

Pada saat itu, masuknya agama Islam ke tanah air berkolaborasi dengan budaya eropa, menjadikan kebaya salah satu busana yang diadaptasi dari keduanya.

Tidak hanya populer pada kalangan wanita keturunan Cina dan Belanda, kebaya menjadi momok di kalangan wanita pribumi. 

Terdapat dua varian utama kebaya yang populer saat itu, yakni kebaya encim dan kebaya kutu baru (atau yang dikenal sebagai kebaya nyonya).

Kebaya kutu baru ditandai dengan gaya tunik pendek yang berwarna-warni dan dihiasi dengan motif yang indah, dan dianggap lebih nyaman untuk dipakai sehari-hari. 

Namun, selama masa penjajahan Jepang, kebaya mengalami penurunan status di mana busana ini dikaitkan dengan status rendah, sering kali dipakai oleh tahanan pribumi dan pekerja paksa perempuan.

Pada masa ini, sebagian besar pakaian rakyat Indonesia juga terbuat dari bahan karung goni.

Asal-Usul Nama “Kutu Baru”

Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern
Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern (Sumber: Pinterest)

Nama “kebaya kutu baru” diperkirakan berasal dari istilah “kutu” yang digunakan untuk menggambarkan panjangnya atasan kebaya yang menyerupai kemeja atau blus panjang.

Tidak ada kaitan langsung dengan kutu dalam arti sebenarnya, penamaannya berkaitan dengan tampilan atau karakteristik fisik dari atasan kebaya. 

Selain itu, kata “baru” bisa jadi ditambahkan untuk membedakan jenis kebaya ini dari busana tradisional lainnya yang memiliki panjang atasan berbeda.

Dalam karya tulis lain, ada juga pendapat bahwa nama “kutu baru” berasal dari bentuk khasnya yang memiliki gier atau bef (lapisan tengah segi empat di muka kebaya).

Sebagai busana yang identik dipakai oleh wanita-wanita Jawa, kebaya ini kemudian disebut dengan kutu baru.

Baca Juga: 6 Baju Adat Jawa Tengah, Fungsi, dan Makna Filosofisnya

Bagaimana Membedakan Kebaya Kutu Baru dengan Kebaya Lain?

Kutu Baru yang Khas, Memiliki Bef di Bagian Tengah
Kutu Baru yang Khas, Memiliki Bef di Bagian Tengah

Letak perbedaan kutu baru dengan kebaya lainnya (pada kasus ini, ditinjau dari kebaya encim dan kartini) bisa dilihat dari beberapa aspek.

Minto sudah mengumpulkannya untuk lebih memudahkan Knittopreneurs dalam mengenalinya:

Aspek Kebaya Kutu Baru Kebaya Encim Kebaya Kartini
Potongan dan Desain Potongan longgar dan seperti tunik Potongan ketat dan pendek Potongan tradisional yang panjang
Motif dan Warna Motif cerah, warna kontras Motif halus, warna lembut Motif klasik, warna alami
Aksesori Tambahan Bef di bagian depan Bros atau renda Dengan selendang

Tren Kebaya Kutu Baru dari Masa ke Masa

Atasan Kutu Baru dan Bawahan Kain Batik
Atasan Kutu Baru dan Bawahan Kain Batik

Sejak awal kemunculannya, kebaya kutu baru umumnya digunakan pada acara-acara formal atau semi-formal, seperti pernikahan, acara adat, atau acara resmi lainnya.

Menurut studi yang membahas kebaya kontemporer, dijelaskan bahwa kutu baru dan kebaya Kartini merupakan awal dari berbagai model kebaya yang kita kenal saat ini.

Ini adalah beberapa perubahan penggunaan yang terjadi pada kutu baru dan bisa kita lihat dengan jelas, Knittopreneurs:

  • Pola yang dipakai

Terdapat perubahan dalam teknik pembuatan, termasuk dalam hal siluet, potongan, dan garis luar.

Namun, hal ini masih menjadi pro dan kontra, terutama karena adanya istilah “pakem” kebaya.

Kita ambil contoh yaitu desainer Vera Anggraini, yang menyatakan bahwa kebaya memiliki karakteristik unik dalam bentuk siluet tubuh dan desain kerah.

Seperti kerah V dan kutu baru yang seharusnya dipertahankan.

Di sisi lain, ada yang mencoba untuk mengubah kebaya dengan mengabaikan pakem.

Contohnya, desainer Anne Avantie mengadopsi pendekatan ini dengan memodifikasi kebaya dan meninggalkan tradisi yang ada.

Menurutnya, tanpa inovasi, kebaya mungkin akan kehilangan daya tariknya seiring berjalannya waktu, karena kesakralan nilai sejarahnya begitu dijaga. 

  • Bahan yang digunakan

Tidak hanya dibuat dari bahan katun dan sutra, pembuatan kebaya kini diminati dengan berbagai macam kain.

Misalnya brokat, organza atau organdi, chiffon, tille, hingga memadukan berbagai macam kain tenun

  • Tren warna dan desain

Di masa dulu, kutu baru cenderung mengadopsi warna-warna yang lebih tradisional, dengan fokus pada kesederhanaan dan kerapian.

Kini, tren warna kebaya kutu baru telah menjadi lebih beragam. 

Muncul warna-warna yang lebih terang dan berani, seperti neon, pastel, dan bahkan warna-warna metalik.

Motif-motif yang lebih modern dan kontemporer juga mulai muncul, seperti motif floral yang besar dan motif geometris yang abstrak.

Perbedaan pendapat dari bentuk pola juga membuat model kebaya kutu baru ada berbagai macam.

Contohnya, ada kebaya kutu baru dengan potongan asimetris, potongan atasan crop, atau bahkan dengan detail-detail yang lebih berani seperti belahan tinggi atau lengan balon.

Memahami Komponen Kebaya dan Aksesoris Pendukungnya

Panduan Kebaya Kutu Baru | Sumber (kiri): Luthfiah, 2019. E Library UNIKOM.
Panduan Kebaya Kutu Baru | Sumber (kiri): Luthfiah, 2019. E Library UNIKOM.

Sebagai busana tradisional yang memiliki sejarah panjang, kutu baru memiliki bagian-bagian yang harus dipakai karena mengandung makna tertentu.

Tidak terkecuali, berbagai aksesoris pendukung juga memainkan peran penting untuk salah satu kebaya tradisional ini. 

Ada apa saja, ya?

  • Kain bef

Asal-usul bef sebenarnya berasal dari kemben yang awalnya digunakan di dalam kebaya yang dibiarkan terbuka tanpa dikancingkan.

Namun karena pengaruh agama Islam, kemben kemudian digantikan dengan bef untuk menutupi lebih baik.

Kain bef yang menjadi ciri khas kebaya kutu baru memiliki makna sebagai simbol kesopanan dan keanggunan seorang wanita. 

  • Stagen

Stagen adalah selembar kain panjang dan sempit terbuat dari katun yang kuat berukuran 12 meter x 12 ½ meter yang digunakan untuk mengikat kain panjang atau sarung pada pinggang.

Stagen dapat memberikan sentuhan elegan dan memperkaya tampilan kebaya.

  • Selendang batik

Pada kutu baru, pemakaiannya bisa dikombinasikan dengan batik berwiron yang diletakkan di sebelah kiri.

Ini dikenakan dengan melilitkan kain tersebut mengelilingi badan dari kiri ke kanan.

  • Hiasan tambahan

Payet, manik-manik, atau bordir pada kebaya mengandung makna sebagai penanda status sosial dan keindahan estetika.

Umumnya ditempatkan di berbagai bagian, seperti dada, lengan, atau bagian bawah kebaya.

  • Bros

Bros adalah aksesoris tambahan yang dapat ditempelkan pada bagian depan kebaya atau selendang.

Tips Memilih dan Memakai Kebaya Kutu Baru

Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern
Ilustrasi Kebaya Kutu Baru Modern

Untuk memilih dan memakai kebaya kamu dengan benar, simak 10 tips dari Minto ini!

  • Pilih model yang sesuai dengan bentuk tubuh

Jika Knittopreneurs memiliki tubuh yang kurus, pilihlah model yang dapat memberikan kesan lebih berisi.

Ini seperti kebaya dengan lipatan-lipatan di bagian bawah.

Namun untuk tubuh berisi, bisa mengenakan model kebaya straight dan hindari detail seperti layer atau lipatan yang menambah volume.

  • Perhatikan panjang kebaya

Sesuaikan panjang kebaya dengan tinggi badan Knittopreneurs agar terlihat proporsional.

Hindari kebaya yang terlalu pendek atau terlalu panjang, karena dapat mengganggu proporsi tubuh.

  • Pilih warna yang cocok

Pilihlah warna kebaya yang cocok dengan warna kulit agar tampak cerah dan bersinar.

Warna-warna netral seperti hitam, putih, atau nude cocok untuk berbagai kesempatan, sementara warna-warna cerah atau motif dapat digunakan untuk acara yang lebih berwarna.

  • Perhatikan kualitas bahan

Kualitas bahan menentukan kenyamanan saat mengenakan kebaya kutu baru.

Tak sedikit orang mengeluhkan kulitnya gatal saat berkebaya karena kurang cocok dengan bahan yang digunakan.

Karena itu, pastikan kebaya terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang nyaman dipakai dan tak mudah rusak.

  • Coba sebelum membeli 

Sebelum membeli kebaya, sebaiknya try on terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kebaya tersebut sesuai dengan preferensi dan kebutuhan Knittopreneurs.

Coba kenakan kebaya dan perhatikan bagaimana bentuk dan warnanya ketika dipakai.

Baca Juga: Apa itu Fitting Baju dan Tips Memilih Ukuran yang Tepat

  • Persiapkan kebaya dengan Bbaik 

Pastikan kebaya kutu baru dalam keadaan yang baik sebelum digunakan.

Periksa apakah kancing, kaitan, atau hiasan-hiasan pada kebaya masih utuh dan tidak rusak.

  • Kenakan dalaman yang sesuai

Sebelum mengenakan kebaya, pastikan untuk memilih innerwear yang tepat.

Ini seperti tank top atau bustier, yang dapat memberikan penyangga dan membantu kebaya lebih fit di tubuh.

  • Kenakan kebaya dengan benar

Kenakan kebaya dengan memperhatikan bagian kancing atau kaitan di bagian depan atau samping.

Pastikan kebaya dikenakan dengan rapi dan tidak terlipat.

  • Atur kain bef secara proporsional

Pastikan untuk mengatur kain bef dengan proporsional sehingga dapat menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya dengan simetris.

  • Periksa penampilan keseluruhan

Periksa penampilan keseluruhan untuk memastikan bahwa semua bagian kebaya terlihat rapi.

Bagaimana, sudah lebih memahami kebaya tradisional Indonesia yang satu ini?

TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG

Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon: (022) 4214962

Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Telepon : (022) 20589089

TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA

Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta

Telepon : (0274) 5017513

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG

Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang

Telepon: (024) 760-728-5

TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA

Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)

Telepon: (031)5937700

Official WhatsApp: 082120003035

Email : [email protected]