Memahami Lebih Jauh Kebaya Kutu Baru, Warisan Budaya yang Unik – Halo Knittopreneurs! Kembali lagi dengan Minto dan artikel tentang kebaya, yang kali ini akan membahas mengenai kebaya kutu baru, atau sering disebut sebagai “kebaya bef.”
Sebagai salah satu kebaya klasik, kutu baru memiliki sejarah yang panjang, dan bisa dikategorikan sebagai warisan budaya yang masih relevan hingga zaman sekarang. Penggunaannya pun beragam, tidak hanya untuk acara-acara khusus, namun juga pada keseharian.
Artikel ini akan membahas semua yang perlu kamu ketahui mengenai kebaya kutu baru, termasuk tips memilih dan memakainya. Simak yuk!
Apa yang Dimaksud Kebaya Kutu Baru?
Kebaya kutu baru adalah salah satu kebaya tradisional Indonesia yang memiliki ciri khas berupa potongan yang spesifik, yaitu sepotong kain di bagian tengah yang dikenal sebagai “bef.” Kain bef dipasang untuk menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya, atau lebih tepatnya pada bagian yang menutupi dada dan perut.
Biasanya, kutu baru terdiri dari atasan dan bawahan yang dipadukan dengan batik atau kain tradisional lainnya. Lalu, jenisnya dibedakan dari panjang bef yang dipasang. Ada yang dijahit di atas pusar (dan mungkin sering Knittopreneurs temukan), sehingga harus ditambah pemakaiannya dengan ‘stagen.’
Lalu, ada juga yang menutupi hingga bagian bawah pusar.
Membahas Sejarah Kebaya Kutu Baru
Dilansir dari salah satu jurnal yang diterbitkan pada tahun 2021 mengenai sejarah gaya berbusana perempuan, disebutkan bahwa asal-usul kebaya kutu baru dapat ditelusuri hingga masa kolonial Belanda di Indonesia. Pada saat itu, masuknya agama Islam ke tanah air berkolaborasi dengan budaya eropa, menjadikan kebaya salah satu busana yang diadaptasi dari keduanya. Tidak hanya populer pada kalangan wanita keturunan Cina dan Belanda, kebaya menjadi momok di kalangan wanita pribumi.
Terdapat dua varian utama kebaya yang populer saat itu, yakni kebaya encim dan kebaya kutu baru (atau yang dikenal sebagai kebaya nyonya). Kebaya kutu baru ditandai dengan gaya tunik pendek yang berwarna-warni dan dihiasi dengan motif yang indah, dan dianggap lebih nyaman untuk dipakai sehari-hari.
Namun, selama masa penjajahan Jepang, kebaya mengalami penurunan status di mana busana ini dikaitkan dengan status rendah, sering kali dipakai oleh tahanan pribumi dan pekerja paksa perempuan. Pada masa ini, sebagian besar pakaian rakyat Indonesia juga terbuat dari bahan karung goni.
Asal-Usul Nama “Kutu Baru”
Nama “kebaya kutu baru” diperkirakan berasal dari istilah “kutu” yang digunakan untuk menggambarkan panjangnya atasan kebaya yang menyerupai kemeja atau blus panjang. Tidak ada kaitan langsung dengan kutu dalam arti sebenarnya, penamaannya lebih nyambung dengan tampilan atau karakteristik fisik dari atasan kebaya.
Selain itu, kata “baru” bisa jadi ditambahkan untuk membedakan jenis kebaya ini dari busana tradisional lainnya yang memiliki panjang atasan berbeda.
Dalam karya tulis yang lain, ada juga pendapat bahwa nama “kutu baru” berasal dari bentuk khasnya yang memiliki gier atau bef atau kutubaru (lapisan tengah berbentuk segi empat di muka kebaya). Sebagai busana yang identik dipakai oleh wanita-wanita Jawa, kebaya ini kemudian disebut dengan kutu baru. (Sumber: Luthfiah, 2019. E-Library UNIKOM).
Baca Juga: Bercerita dengan Baju Adat Bali Wanita yang Penuh Makna
Bagaimana Membedakan Kebaya Kutu Baru dengan Kebaya Lainnya?
Letak perbedaan kutu baru dengan kebaya lainnya (pada kasus ini, ditinjau dari kebaya encim dan kartini) bisa dilihat dari beberapa aspek. Minto sudah mengumpulkannya untuk lebih memudahkan Knittopreneurs dalam mengenalinya:
- Potongan dan Desain
Kebaya kutu baru cenderung memiliki potongan yang lebih longgar dan terlihat seperti tunik pendek, sedangkan kebaya encim dan kartini memiliki potongan yang lebih ketat dan pendek, dengan perbedaan yang mencolok di bagian lengan dan leher.
- Motif dan Warna
Kebaya kutu baru sering dihiasi dengan motif yang cerah dan warna-warna yang kontras, sementara kebaya encim biasanya memiliki motif yang lebih halus dan warna yang lembut.
- Aksesori Tambahan
Kebaya kutu baru umumnya memiliki tambahan bef di bagian depan untuk menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya, sementara kebaya encim tidak memiliki tambahan bef dan sering kali dihiasi dengan bros atau renda.
Atau jika diubah ke dalam bentuk tabel, maka daftar perbedaannya akan terlihat sebagai berikut:
Aspek | Kebaya Kutu Baru | Kebaya Encim | Kebaya Kartini |
Potongan dan Desain | Potongan longgar dan seperti tunik | Potongan ketat dan pendek | Potongan tradisional yang panjang |
Motif dan Warna | Motif cerah, warna kontras | Motif halus, warna lembut | Motif klasik, warna alami |
Aksesori Tambahan | Bef di bagian depan | Bros atau renda | Dengan selendang |
Tren Kebaya Kutu Baru dari Masa ke Masa
Sejak awal kemunculannya, kebaya kutu baru umumnya digunakan pada acara-acara formal atau semi-formal, seperti pernikahan, acara adat, atau acara resmi lainnya. Menurut salah satu studi yang membahas kebaya kontemporer, dijelaskan bahwa kutu baru dan kebaya kartini merupakan awal dari berbagai model kebaya yang kita kenal saat ini (Sumber: Jurnal Seni Rupa, 2019).
Ini adalah beberapa perubahan penggunaan yang terjadi pada kutu baru dan bisa kita lihat dengan jelas, Knittopreneurs:
- Pola yang Dipakai
Terdapat perubahan dalam teknik pembuatan, termasuk dalam hal siluet, potongan, dan garis luar. Namun, hal ini masih menjadi pro dan kontra, terutama karena adanya istilah “pakem” kebaya. Kita ambil contoh yaitu desainer Vera Anggraini, yang menyatakan bahwa kebaya memiliki karakteristik unik dalam bentuk siluet tubuh dan desain kerah. Seperti kerah V dan kutu baru yang seharusnya dipertahankan.
Di sisi lain, ada yang mencoba untuk mengubah kebaya dengan mengabaikan pakem. Contohnya, desainer Anne Avantie mengadopsi pendekatan ini dengan memodifikasi kebaya dan meninggalkan tradisi yang ada. Menurutnya, tanpa inovasi, kebaya mungkin akan kehilangan daya tariknya seiring berjalannya waktu, karena kesakralan nilai sejarahnya begitu dijaga. (Sumber: Luthfiah, 2019. E-Library UNIKOM)
- Bahan yang Digunakan
Tidak hanya dibuat dari bahan katun dan sutra, pembuatan kebaya kini diminati dengan berbagai macam kain. Misalnya brokat, organza atau organdi, chiffon, tille, hingga memadukan berbagai macam kain tenun.
- Tren Warna dan Desain
Di masa dulu, kutu baru cenderung mengadopsi warna-warna yang lebih tradisional, dengan fokus pada kesederhanaan dan kerapian. Kini, tren warna kebaya kutu baru telah menjadi lebih beragam.
Muncul warna-warna yang lebih terang dan berani, seperti neon, pastel, dan bahkan warna-warna metalik. Motif-motif yang lebih modern dan kontemporer juga mulai muncul, seperti motif floral yang besar dan motif geometris yang abstrak.
Perbedaan pendapat dari bentuk pola juga membuat model kebaya kutu baru ada berbagai macam. Contohnya, ada kebaya kutu baru dengan potongan asimetris, potongan atasan crop, atau bahkan dengan detail-detail yang lebih berani seperti belahan tinggi atau lengan balon.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Baju Pangsi Sunda, Warisan Budaya Kebanggaan Masyarakat
Memahami Komponen Kebaya dan Aksesoris Pendukungnya
Sebagai busana tradisional yang memiliki sejarah panjang, kutu baru memiliki bagian-bagian yang harus dipakai karena mengandung makna tertentu. Tidak terkecuali, berbagai aksesoris pendukung juga memainkan peran penting untuk salah satu kebaya tradisional ini.
Ada apa saja, ya?
- Kain Bef
Asal-usul bef sebenarnya berasal dari kemben yang awalnya digunakan di dalam kebaya yang dibiarkan terbuka tanpa dikancingkan. Namun karena pengaruh agama Islam, kemben kemudian digantikan dengan bef untuk menutupi lebih baik. Kain bef yang menjadi ciri khas kebaya kutu baru memiliki makna sebagai simbol kesopanan dan keanggunan seorang wanita.
- Stagen
Stagen adalah selembar kain panjang dan sempit terbuat dari katun yang kuat berukuran 12 meter x 12 ½ meter yang digunakan untuk mengikat kain panjang atau sarung pada pinggang. Stagen dapat memberikan sentuhan elegan dan memperkaya tampilan kebaya.
- Selendang Batik
Pada kutu baru, pemakaiannya seringkali dikombinasikan dengan batik berwiron yang diletakkan di sebelah kiri dengan cara melilitkan kain tersebut mengelilingi badan dari kiri ke kanan.
- Hiasan Tambahan
Payet, manik-manik, atau bordir pada kebaya mengandung makna sebagai penanda status sosial dan keindahan estetika. Umumnya ditempatkan di berbagai bagian, seperti dada, lengan, atau bagian bawah kebaya.
- Broche atau Bros
Broche atau bros adalah aksesoris tambahan yang dapat ditempelkan pada bagian depan kebaya atau selendang.
Tips Memilih dan Memakai Kebaya Kutu Baru
Untuk memilih dan memakai kebaya kamu dengan benar, simak 10 tips dari Minto ini!
Tips Memilih Kebaya Kutu Baru
- Pilih Model yang Sesuai dengan Bentuk Tubuh: Pilihlah model kebaya kutu baru yang sesuai dengan bentuk tubuh Knittopreneurs. Jika Knittopreneurs memiliki tubuh yang kurus, pilihlah model yang dapat memberikan kesan lebih berisi, seperti kebaya dengan lipatan-lipatan di bagian bawah.
- Perhatikan Panjang Kebaya: Sesuaikan panjang kebaya dengan tinggi badan Knittopreneurs agar terlihat proporsional. Hindari kebaya yang terlalu pendek atau terlalu panjang, karena dapat mengganggu proporsi tubuh.
- Pilih Warna yang Cocok: Pilihlah warna kebaya yang cocok dengan warna kulit Knittopreneurs dan sesuai dengan acara yang akan dihadiri. Warna-warna netral seperti hitam, putih, atau nude cocok untuk berbagai kesempatan, sementara warna-warna cerah atau motif dapat digunakan untuk acara yang lebih berwarna.
- Perhatikan Kualitas Bahan: Perhatikan kualitas bahan kebaya, seperti jenis kain dan hiasan yang digunakan. Pastikan kebaya terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang nyaman dipakai dan tidak mudah rusak.
- Uji Coba Sebelum Membeli: Sebelum membeli kebaya, sebaiknya try on terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kebaya tersebut sesuai dengan preferensi dan kebutuhan Knittopreneurs. Coba kenakan kebaya dan perhatikan bagaimana bentuk dan warnanya ketika dipakai.
Tips Memakai Kebaya Kutu Baru
- Persiapkan Kebaya dengan Baik: Pastikan kebaya kutu baru dalam keadaan yang baik sebelum digunakan. Periksa apakah kancing, kaitan, atau hiasan-hiasan pada kebaya masih utuh dan tidak rusak.
- Kenakan Dalaman yang Sesuai: Sebelum mengenakan kebaya, pastikan untuk memilih innerwear yang tepat, seperti tank top atau bustier, yang dapat memberikan penyangga dan membantu kebaya lebih fit di tubuh.
- Kenakan Kebaya dengan Benar: Kenakan kebaya dengan memperhatikan bagian kancing atau kaitan di bagian depan atau samping. Pastikan kebaya dikenakan dengan rapi dan tidak terlipat.
- Atur Kain Bef Secara Proporsional: Pastikan untuk mengatur kain bef dengan proporsional sehingga dapat menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya dengan simetris.
- Periksa Penampilan Keseluruhan: Periksa penampilan keseluruhan untuk memastikan bahwa semua bagian kebaya terlihat rapi.
Baca Juga: Ini Cara Memilih dan Inspirasi Warna Kebaya yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang!
Bagaimana, sudah lebih memahami kebaya tradisional Indonesia yang satu ini? Mumpung masih bulan April, belum terlambat juga untuk merayakan Hari Kartini dengan kutu baru yang menawan. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!
TOKO BAHAN KAOS KNITTO BANDUNG
Jl. Kebon Jukut No. 15, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon: (022) 4214962
Jl. Holis No. 35, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telepon : (022) 20589089
TOKO BAHAN KAOS KNITTO YOGYAKARTA
Jl. HOS Cokroaminoto 162A, Yogyakarta
Telepon : (0274) 5017513
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SEMARANG
Jl. Jenderal Sudirman No. 300 – 302, Semarang
Telepon: (024) 760-728-5
TOKO BAHAN KAOS KNITTO SURABAYA
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No 27, Surabaya (MERR)
Telepon: (031)5937700
Official WhatsApp: 082120003035
Email : [email protected]